Student Project: How to Deal With Quarter Life Crisis: Be Compassionate to Yourself

Student Project: How to Deal With Quarter Life Crisis: Be Compassionate to Yourself

Mahasiswa Psikologi Belajar membuat Pelatihan “How to Deal With Quarter Life Crisis: Be Compassionate to Yourself” sebagai salah satu syarat Mata Kuliah Pelatihan dan Pengembangan yang diampu oleh Dosen Anastasia Wulandari M.Psi., Psikolog dan Eka Fauziyya Zulnida, M.Psi., Psikolog. Kegiatan dilaksanakan di Ruang Kelas 1, Lantai 8, Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia. Adapun peserta dari pelatihan ini adalah individu yang sedang berada pada tahap perkembangan emerging adulthood, yaitu individu yang sedang mengalami masa peralihan dari remaja menuju dewasa awal dalam kelompok usia 18-25 tahun. Kegiatan pelatihan ini diikuti oleh 26 peserta yang merupakan mahasiswa psikologi UPI.

Tahap perkembangan pada manusia memiliki kompleksitas masalahnya masing-masing serta memiliki karakteristik, tugas, dan tuntutan yang harus dipenuhi oleh individu. Masa dewasa awal adalah tahap pencarian yang penuh dengan masalah, ketegangan emosional, periode isolasi sosial, serta perubahan nilai-nilai dan penyesuaian diri pada pola hidup. Pada masa dewasa awal ini muncul respon yang negatif serta krisis emosional yang terjadi dalam diri individu. Krisis emosional yang terjadi pada individu di usia 20-an tahun dengan karakteristik perasaan tak berdaya, terisolasi, ragu akan kemampuan diri sendiri serta takut akan kegagalan dikenal dengan istilah quarter life crisis. Quarter life crisis adalah perasaan yang muncul saat individu mencapai usia pertengahan 20-an tahun, dimana ada perasaan takut terhadap kelanjutan hidup di masa depan, termasuk di dalamnya urusan karier, relasi dan kehidupan sosial (Herawati & Hidayat, 2020; Sujudi & Ginting, 2020).

Seseorang yang memiliki self compassion tinggi dan melakukan praktik mindfulness akan lebih mudah memaafkan, dapat memperluas pandangannya dengan melihat dari berbagai perspektif, dan dapat bersimpati terhadap masalah yang sedang dia hadapi maupun masalah orang lain tanpa merasa stress dan terbawa emosi. Seseorang yang memiliki self compassion memiliki kemampuan untuk “melihat sesuatu sesuai dengan sesuatu itu, tanpa berlebihan, atau tanpa kekurangan”. Terkait dengan hal tersebut, ditemukan bahwa Mindfull self-compassion (MSC) memiliki peran yang cukup signifikan, yakni dapat menurunkan kecemasan, menjadi sarana ekspresi emosional, dan meningkatkan kesadaran serta penerimaan akan diri (Niles, dkk., 2013; Madeson, M., 2023). Oleh karena itu, tim mahasiswa melihat adanya urgensi untuk
mengadakan pelatihan mengenai mindfulness self compassion dalam mengatasi quarter life crisis dengan tujuan untuk membantu mahasiswa mencegah dan mengatasi perasaan quarter life crisis dan menyebabkan kerugian.

Admin http://psikologi.upi.edu