🌍Ketika Krisis Iklim Tak Hanya Mengancam Bumi, Tapi Juga Jiwa Anak Muda


Pemanasan global, banjir, kebakaran hutan, dan cuaca ekstrem kini bukan sekadar berita—tetapi kenyataan yang harus dihadapi generasi muda setiap hari. Artikel berjudul “Generasi Muda di Tengah Bahaya Krisis Iklim” yang ditulis oleh mahasiswa Program Studi Psikologi FIP UPI dan dipublikasikan di SuaraTime, mengangkat isu mendalam yang sering terabaikan: krisis iklim juga berdampak pada kesehatan mental remaja.

Kecemasan, rasa tidak berdaya, bahkan depresi yang berkepanjangan menjadi bayangan gelap yang menyertai generasi muda saat mereka melihat masa depan yang kian tak pasti. Artikel ini menyoroti fenomena eco-anxiety, yaitu kecemasan terhadap kerusakan lingkungan, yang kini semakin umum dialami oleh remaja dan mahasiswa.

Krisis Iklim = Krisis Mental

Generasi muda bukan hanya pewaris masa depan, tetapi juga saksi sekaligus korban dari rusaknya keseimbangan bumi. Namun sayangnya, di tengah derasnya informasi tentang bencana dan kerusakan alam, dukungan psikososial terhadap anak muda masih minim.

Artikel ini mengajak pembaca untuk menyadari bahwa:

  • Kecemasan remaja bukan berlebihan, tapi berdasar.
  • Mereka butuh ruang aman untuk mengungkapkan kekhawatiran dan berdiskusi.
  • Harapan harus dibangun, bukan ditakut-takuti.

Psikologi dan Aksi Lingkungan Harus Jalan Bersama

Program Studi Psikologi FIP UPI mengapresiasi keberanian mahasiswa untuk bersuara melalui tulisan ini. Bagi kami, kesehatan mental remaja adalah bagian tak terpisahkan dari ketahanan menghadapi krisis global.

Kami percaya bahwa edukasi tentang krisis iklim harus dibarengi dengan pendekatan psikologis—agar generasi muda tidak hanya peduli, tapi juga tangguh. Maka, ke depan, kami akan terus mendorong integrasi antara psikologi lingkungan dan pendidikan karakter dalam berbagai kegiatan akademik maupun pengabdian.

📖 Baca artikel lengkapnya di sini:
https://www.suaratime.com/2025/01/generasi-muda-di-tengah-bahaya.html