:: Cuplikan Memoar ::
MIF. Baihaqi

Kawan-kawan mahasiswa & alumni, suatu hari saya diminta sahabat dari Aksara Salman ITB untuk membahas buku. Saya menyanggupi karena bukunya menarik banget.

Sekedar mengintip memori, saya akan kutipkan beberapa bait dari penulisnya, Ibu Yuli Badawi.

“Beberapa tahun yang lalu saya selalu berusaha menghindari penulisan tentang ‘saya’, karena memang tidak ada yang istimewa pada diri saya juga keluarga kami. Namun, guru-guru kami menasihatkan bahwa perjalanan hidup saya dan Mas Badawi dapat memberi inspirasi dan itu termasuk dakwah. …”

“… saya dan Mas Badawi diwawancarai Mas Gilang dari radio Delta FM… Saat mengudara itu, permintaan pendengar untuk mengetahui nomor telepon saya begitu banyak…. Begitu acara selesai, telepon seluler saya berbunyi, dari Mas Iqbal Santosa, Penerbit Hikmah, Mizan.”

“Dia meminta izin untuk menuliskan dan menerbitkan perjalanan hidup kami…”

“Sejak itu, sms dan telepon saya tidak berhenti berdering untuk berkonsultasi mengenai beragam masalah. Mulai rencana menikah dengan orang yang tidak disetujui orangtua, bagaimana menghadapi sikap saudara laki-laki yang bergantian memperkosanya, bagaimana menyampaikan masalah kehamilan pada orangtua padahal bapaknya seorang ulama, dan …”

Saya menghela nafas panjang.

Ibu Yuli kemudian menyanggupi tawaran Mas Iqbal. Dia menulis bersama Mas Hermawan Aksan dan Mbak Laura Khalida. Bahkan dia ikut menangis setelah membaca draft akhir bukunya.

**
Kami di Ruang Sumber Psikologi FIP UPI, selalu mentadaruskan buku-buku yang menggelitik hatinurani. Antara lain: Kisah Teten Masduki, yang dikenal terdepan memerangi korupsi melalui ICW, kisah Sigmund Freud dan beragam karyanya, kisah Istri-istri Sukarno yang kehidupannya penuh problem psikologis.

Kali ini saya mengajak Anda yang suka literasi, suka membaca buku bergizi, suka silaturahmi santai namun penuh persahabatan, untuk bersama-sama mentadaruskan buku Rumah Seribu Malaikat.

Kami tunggu ya…

Salam ilmu,
RSP ~Ruang Sumber Psikologi