Eksplorasi Lulusan Psikologi Bersama Alumni Psikologi UPI

Penulis: Ninda Julianti Pratama Putri & Fasya Dhiya

Halo, Jipers! 

Pada hari Sabtu, 18 Mei 2024 telah dilaksanakan acara Meet The Psychology UPI Alumny di Auditorium lantai 10 Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. Dalam kegiatan ini diadakan dua sesi, sesi pertama diisi dengan pematerian dengan narasumber alumni psikologi UPI yang ahli di bidangnya. Untuk sesi kedua diisi dengan agenda bincang alumni yang diikuti oleh mahasiswa, dosen, juga para alumni yang ikut serta dalam memeriahkan acara. 

Jipers, sesi pertama diisi oleh empat pemateri yang ahli di bidang Psikologi Industri dan Organisasi, Pendidikan, dan Perkembangan. Pematerian pertama yang membahas mengenai Peluang Lulusan Psikologi di Bidang Industri disampaikan oleh Kang Geris Pradhana yang merupakan seorang profesional di bidang Human Resources. Beliau menyampaikan bahwa lulusan psikologi tidak harus selalu menjadi Human Resources yang dikenal dengan sebutan HR. Dirinya menyebutkan bahwa profesi di bidang Industri dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu pesatnya perkembangan teknologi, tenaga kerja, dan ketidakpastian. Contoh mengenai hal tersebut tampak pada tantangan pasca pandemi COVID-19, dimana muncul ketidakpastian akan ekonomi, perubahan perilaku, penurunan pendapatan perusahaan, dan tantangan manajemen SDM yang meliputi kerja jarak jauh, menjaga kesehatan mental pekerja, dan penyesuaian kebutuhan. Hal ini merupakan tantangan yang perlu dihadapi oleh para pencari rupiah. Kang Geris memberikan empat cara untuk mengatasi hal ini, yang terdiri dari mawas diri dan memperhatikan kesenjangan antara skill dan kebutuhan di industri saat ini, tetap relevan dan adaptif akan perubahan, meningkatkan responsivitas perusahaan terhadap perubahan, dan menciptakan value atau nilai bagi penerima jasa. 

Pematerian kedua dilanjutkan oleh Kang Saddam Wijaya yang mengangkat topik mengenai Peluang Karir Lulusan Psikologi di Area Pendidikan dan Lembaga Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Dirinya menyebutkan bahwa dalam karir seseorang perlu berefleksi mengenai self-knowledge yang terdiri dari minat, bakat, kepribadian, dan nilai-nilai. Lalu world of work, dimana individu memahami kualifikasi, deskripsi, budaya, dan benefit yang didapat. Terakhir perlu berefleksi mengenai career decision making yaitu proses mengenali diri, memutuskan pekerjaan yang diambil dan menggabungkannya menjadi pilihan karir. Kang Saddam pun menuturkan bahwa banyak tugas di Kemendikbud yang memerlukan keilmuan psikologi, seperti dalam penyusunan program pelatihan guru, menjadi evaluator program, instruktur dan fasilitator bagi guru, assessor program, pengembang kurikulum, dan manajemen talenta guru.

 Pematerian ketiga disampaikan oleh Kang Amri Ridwan Rachman, merupakan alumni Psikologi UPI angkatan 2005. Beliau menjelaskan peran psikologi perkembangan dalam mengidentifikasi Juvenile delinquency saat pendampingan anak berhadapan dengan hukum. Materi diawali dengan menanyakan pemahaman audiens tentang perbedaan LAPAS dan BAPAS, lalu dilanjutkan dengan penjelasan lebih dalam mengenai BAPAS, pembimbing kemasyarakatan, pengertian anak berhadapan dengan hukum, serta tahapan dan tujuan pendampingan. Kang Amri juga menjelaskan bagaimana teori dan realita sebenarnya, tak lupa beliau memaparkan data lapangan mengenai anak berhadapan dengan hukum, bahwa dibutuhkan kerja sama antara orang tua, penegak hukum, masyarakat, dan profesional, termasuk psikolog untuk mengatasi hal ini.

Pematerian keempat oleh Teh Dede Nurhayani, menjelaskan peran alumni psikologi dalam dunia pendidikan di Era Gen-Z. Tantangan generasi Z dalam dunia pendidikan yaitu perlunya memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi, memiliki kebutuhan akan pembelajaran yang interaktif, serta memiliki tekanan akademik dan kesehatan mental. Kontribusi yang bisa alumni psikologi lakukan dalam pengembangan kurikulum pendidikan adalah dengan menganalisis kebutuhan siswa, mendesain pembelajaran yang interaktif, mengevaluasi dan membuat penyesuaian berkelanjutan. Kolaborasi ini perlu dilakukan antara psikolog, guru, orang  tua, pimpinan sekolah, dan komunitas pendidikan. Diakhir pemateriannya, Teh Dede menyampaikan  pentingnya peran alumni psikologi karena memiliki kompetensi dalam memahami perilaku manusia, maka dapat berkontribusi dalam mengembangkan kurikulum yang relevan, memberikan bimbingan dan konseling yang efektif, menciptakan suasana belajar mengajar yang efektif, serta melakukan kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan pendidikan yang akan memperkuat peran alumni psikologi dalam mempersiapkan generasi Z untuk menghadapi tantangan masa depan.

Nah, begitulah rangkuman singkat mengenai pematerian yang telah disampaikan, Jipers! Semoga artikel ini bermanfaat untukmu yang masih kebingungan dalam memilih karir di masa depan. Sampai jumpa di artikel selanjutnya, Jipers!