
Ruang Sumber Psikologi Selenggarakan Kalem ke-84: Keluarga Cemara
dodi | 22/07/2024 | Kabar Isola, Kegiatan Kampus, Kemahasiswaan, Lainnya | No Comments

Bandung, UPI
Ruang Sumber Psikologi FIP UPI kembali menggelar kajian film yang ke-84. Bekerja sama dengan Museum Pendidikan Nasional, Tim KALeM telah melaksanakan pemutaran film “Keluarga Cemara” dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional, pada Rabu (17 Juli 2024), pukul 13.00 hingga 15.30. Kegiatan dilaksanakan di Ruang Audiovisual Museum Diknas UPI, dihadiri oleh Bapak MIF. Baihaqi, M.Si. selaku pembimbing, dan sekitar 32 mahasiswa dari berbagai program studi. Diantaranya 17 orang mahasiswa prodi Psikologi, empat orang mahasiswa prodi Bahasa Indonesia, dua orang mahasiswa prodi MRL, seorang mahasiswa prodi Matematika, tiga orang mahasiswa PGSD, satu orang prodi Film & Televisi, satu orang prodi Pendidikan Sosiologi, satu orang prodi Bahasa Korea; dan dua orang mahasiswa prodi Bahasa Inggris dari UIN SGD Bandung. Kegiatan juga dihadiri oleh UKM lain, yaitu dari UKM Teater Lakon dan UKM Satu Layar.

Film Keluarga Cemara mengisahkan perjalanan hidup Abah, seorang pria yang harus menghadapi kebangkrutan usaha. Tanpa diduga, kakak iparnya telah mengagunkan rumah miliknya dan kakaknya terlilit utang hingga rumahnya tersita. Abah harus meninggalkan tempat kerja, memberikan pesangon kepada para pekerja, kemudian memutuskan untuk kembali ke desa bersama istrinya serta kedua anak mereka, Euis dan Ara.
Mereka meninggalkan kehidupan perkotaan yang nyaman untuk memulai kembali di desa yang sederhana. Di sana, mereka menempati rumah kakek yang sudah lama kosong, tidak terurus. Dua anaknya harus beradaptasi dengan lingkungan baru. Menariknya, sesampai di halaman rumah, Ara segera merasa enjoy dan bermain selodotan di atas rumput, sedangkan Euis mesti beradaptasi dengan sekolah baru dan teman-teman baru. Ayahnya mencoba menjadi kuli bangunan, namun karena terjatuh dan mengalami luka pada kaki, ia menghadapi berbagai cobaan, hingga akhirnya setelah sembuh ia bekerja sebagai tukang ojek. Istrinya mencoba bersabar dengan membikin opak, dijajakan Euis kepada teman-temannya di sekolah.
Meskipun kesulitan datang bertubi-tubi, bahkan hampir menjual rumah, namun keluarga ini tetap bersatu dan saling mendukung satu sama lain dengan penuh cinta. Mereka belajar bahwa kebahagiaan sejati tidak tergantung pada harta atau status sosial, melainkan pada kebersamaan dan kekuatan ikatan keluarga.


Ada yang spesial pada pemutaran kali ini dimana Tim KALeM mengundang Bapak Prof. Dr. H. Mubiar Agustin, M.Pd. sebagai pembahas dengan topik “Prophetic Education” pada kegiatan tersebut. Dalam uraiannya, bapak Mubiar Agustin menyampaikan keteladanan Nabi Muhammad SAW dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Antara lain, pertama, Rasulullah menjadikan rumahnya sebagai tempat kembali yang paling membahagiakan setelah menjalani kehidupan sehari-hari. Di dalam rumah itulah beliau bertemu dengan istri dan anak-anaknya untuk bercengkerama dengan penuh kelembutan. Kedua, Rasulullah tidak pernah meninggikan suaranya apabila berbincang bersama istri dan anak-anak. Ketiga, Rasulullah senantiasa mengakhiri kegiatan di luar rumah tidak lebih dari waktu Ashar. Begitu memasuki waktu Ashar, beliau sudah menyelesaikan seluruh kegiatan kemasyarakatan, kegiatan ekonomi, atau kegiatan kemiliteran, lalu kembali ke rumah. Keempat, Rasulullah senang sekali dengan dunia anak-anak. Hal ini bisa dilihat pada saat beliau hijrah dari Makah ke Madinah. Sesampai di Madinah, diantara barisan yang menjemput beliau adalah anak-anak yang berbaris secara rapi untuk menyambutnya.
Kegiatan pemutaran film Keluarga Cemara yang menyita perasaan para penonton ini kemudian ditanggapi para penonton dengan menyampaikan refleksi dari berbagai sudut pandang. Mahasiswa dari UIN Sunan Gunung Djati, misalnya merasakan bahwa kegiatan berkeluarga merupakan puncak kehidupan bersama yang persiapannya bisa dimulai ketika mahasiswa berkegiatan dan berorganisasi. Sedangkan mahasiswa dari prodi Bahasa Indonesia merasa bersykur bisa mengikuti kegiatan ini. Ia merasakan bahwa membangun sebuah keluarga ternyata tidak sederhana, penuh berbagai cobaan dan tantangan, dan itu bisa diselesaikan jika orangtua memberikan keteladanan dan nasehat secara lemah lembut namun tegas.
Kegiatan kajian film yang dilaksanakan sebulan sekali ini bisa diikuti oleh para mahasiswa dari berbagai prodi yang ada di lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia. (Mif bersama Deji & Qailla, Reporter JIP).