Teater Lakon: Jejak Dosa di Ujung Malam

Pemusik yang mengiringi teater tgl 3 Sept 2024 nanti ada tiga orang. 

~ Rizan, mhs Teknik Pangan Universitas Al-Maksoem, rumah di Tanjungsari Sumedang. 

~ Cepi, baru saja lulus dari SMA PGRI Rancaekek.

~ Teguh, lulus dari SMAN 1 Rancaekek. Dia biasa menggarap musik pada Teater Teras (teater SMAN1 Rancaekek) dan Longser Ngaprah (kumpulan alumni dari SMAN 1 Rancaekek, Dangdir,  Bandung Timur.

Pada jum’at malam (31/8), Tim JIP sempat mengikuti teater lakon berlatih terakhir di Teras Fakultas Kedokteran UPI. Mereka memulai latihan jam 17.00. Sehabis Isya’, datang salah satu pemain yang baru saja mengikuti yudisium di Prodi Seni Rupa FPBS. “Wao, sarjana baru nih ye,” teriak seorang kawannya. Dia hari Rabu kemarin baru saja ujian sidang skripsi. Namanya Adril @adexpanol, prodi Seni Rupa, angkatan 2019. 

Tak hanya dia. Ada juga yang baru lulus pada bulan Agustus ini, yaitu @cocolac_02 dari prodi Seni Rupa angkatan 2020 dan Farhane @farrhane dari prodi….. angkatan…..

Sedangkan sutradaranya, Irfan Zaman @irfan_badrulz, dia lulus lebih dulu, bulan April (?) dari prodi Bahasa Sunda, angkatan….

Ini Adril, SeniRupa’20, seusai yudisium bersama Nisrina @nisrinazi_ dari Biologi’21, yang juga Ketua Teater Lakon.

Pementasan “Jejak Dosa di Ujung Malam” ini digarap anggota Teater Lakon dari berbagai angkatan, mulai angk’19 dan paling muda angk’22. Karena kekurangan pemain maka mereka merekrut mahasiswa yang belum menjadi anggota, yaitu: Agung – DKV’23, Irfan – Bahasa Jerman’22, Gita – Bahasa Inggris’23, Sanggita – Bahasa Sunda’23, Naila – Bahasa Indonesia’23.

Jika dilihat jarak rumah mereka di Bandung Timur dan mengikuti latihan di kampus UPI, daerah Bandung utara, ini menunjukkan kesungguhan mereka dan dedikasi yang baik.

What jejak dosa di ujung malam

Who teater lakon bandung

Where Amphiteater UPI

When 3-4 September 2024, 13.30, 19.30

Why

How much 35k 

submit web psi

https://bit.ly/uploadWeb

publish web jip

https://sites.google.com/d/1_coM89X5AMMyAKL4yi_Ji-1T0s85vum4/p/11YzaTpwaz4XcBzHb3MjHQXoANXNllelx/edit

homepage jip

https://sites.google.com/view/jip-upi/beranda

berita UPI

https://berita.upi.edu/tentang
https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSeniZ2KWplik-WZq0en6PyCYCuj7MReUMjP4IRWSeveRfhdyA/viewform

Jejak Dosa di Ujung Malam

Redaksi JIP UPI | 5 September 2024

Teater Lakon Bandung kembali menggelar pementasan di Gedung Amphiteater UPI, kali ini dengan mengusung judul “Jejak Dosa di Ujung Malam” karya Dilla N. A. Pementasan diadakan sebanyak 4 kali, yaitu pada tanggal 3 dan 4 September 2024, pukul 13.30 dan 19.30 WIB. Pengunjung hanya perlu mengeluarkan biaya sebesar Rp35.000 untuk dapat menonton pementasan. Selain pementasan, Teater Lakon Bandung juga menjajakan beberapa stan makanan yang dapat dinikmati pengunjung sebelum atau setelah menonton. 

“Jejak Dosa di Ujung Malam” disutradarai oleh Irfan Badrul Zaman dari Prodi Bahasa Sunda. Kru yang ikut menggarap pementasan terdiri dari mahasiswa anggota Teater Lakon Bandung angkatan 2019-2022. Bahkan, karena kekurangan pemain, mereka juga merekrut beberapa mahasiswa angkatan 2023 yang belum menjadi anggota. Salah satu pemain yang belum menjadi anggota yaitu Cepi, yang menjadi pemeran Barret atau sang rentenir dalam cerita. Cepi adalah seorang lulusan SMA. Teater Lakon Bandung sedang mengadakan open recruitment untuk anggota baru yang terbuka untuk umum, tidak terbatas pada mahasiswa UPI saja. Siapa pun bisa bergabung selama mereka mau belajar dan berproses. Pendaftaran bisa diakses melalui pranala berikut: (https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSeniZ2KWplik-WZq0en6PyCYCuj7MReUMjP4IRWSeveRfhdyA/viewform). Informasi lebih lanjut mengenai pendaftaran bisa ditemui atau ditanyakan langsung ke Instagram @teaterlakonbandung.

“Jejak Dosa di Ujung Malam” menceritakan tentang lingkaran setan ketamakan manusia melalui kisah Pak Halim, seorang mantan buruh pabrik sepatu yang sedang menganggur dan senang bermain judi online. Pak Halim memiliki dua orang anak, yaitu Bima dan Dewi. Berhubung Dewi akan lulus SMA dan ingin kuliah, Pak Halim membutuhkan uang untuk biayanya. Kehabisan orang yang bisa ia pinjami uang, Pak Halim meminta bantuan teman lamanya. Temannya memberikan tawaran yang menggiurkan untuk Pak Halim yang pada saat itu memang sangat butuh uang. Tak disangka, ternyata temannya mengajak Pak Halim untuk bergabung dengan aliran sesat, yaitu Sekte Nyi Warsa. Pada saat itu, Pak Halim menyanggupinya dengan segala aturannya. Kehidupan keluarga Pak Halim sempat membaik untuk beberapa saat. Namun, tak berapa lama, Pak Halim tewas mengenaskan. Posisinya di Sekte Nyi Warsa kemudian teralihkan pada Bima dan Dewi, anak-anaknya. 

Pada pementasan tanggal 3 September sesi 2, Teater Lakon Bandung melakukan open gate sejak pukul 18.30. Pada pukul 19.00, stan makanan tampak masih sepi, namun berangsur ramai seiring dengan mendekatnya waktu pembukaan acara pada pukul 19.30. Pengunjung yang datang di pementasan hari kedua sesi kedua ini ada di kisaran 200 orang. Dosen Program Studi Psikologi, sekaligus pembina Teater Lakon Bandung, Drs. MIF Baihaqi, M. Si., turut hadir untuk mengapresiasi. Hal yang menonjol dari pementasan kali ini adalah penggunaan proyektor untuk menunjukkan ilustrasi ketika Pak Halim bermain judi online, juga ketika menayangkan potongan adegan ketika Pak Halim pertama bergabung Sekte Nyi Warsa. Pada saat itu, pengunjung juga mendapatkan immersive experience dengan munculnya sosok bertudung dan bertopeng yang mengelilingi area penonton sembari membakar dupa. Tak sedikit penonton yang merapatkan kursi mereka dengan temannya, bahkan ada yang sampai berpindah posisi karena ketakutan. Selain itu, pementasan juga diiringi oleh alunan musik yang tambah memperkaya pengalaman penonton. Kru pemusik yang ikut andil di antaranya yaitu Rizan, Hary, Ramdhan, dan Teguh. Selain di Teater Lakon Bandung, Teguh juga sering berkecimpung di Teater Teras dan Longser Ngaprah.

Acara diakhiri dengan sesi doorprize, dilanjut dengan pengenalan seluruh kru yang terlibat dalam pementasan. Irfan, sang sutradara, menyampaikan apresiasinya kepada seluruh kru dan pengunjung. Setelah itu, pengunjung diberikan kesempatan untuk berfoto bersama kru di panggung dan dipersilahkan pulang.

Reporter: MIF Baihaqi, Shabrina Rahma

Writer: Shabrina Rahma

Editor: Khamila Sasi