
Tawuran Antarpelajar: Masalah yang Masih Menghantui
Tawuran antarpelajar terus menjadi isu serius di berbagai kota di Indonesia. Kasus ini sering kali mengakibatkan banyak korban, mulai dari luka ringan hingga kehilangan nyawa. Kejadian yang menyedihkan ini terus berulang dari tahun ke tahun, menimbulkan keresahan di masyarakat.
Faktor Penyebab Tawuran
Permasalahan tawuran tidak terlepas dari berbagai faktor penyebab, salah satunya adalah peer pressure atau tekanan dari teman sebaya. Peer pressure adalah dorongan sosial yang memaksa individu untuk berperilaku sesuai dengan harapan kelompok agar diterima.
Definisi Peer Pressure: Menurut Santrock (2003), peer pressure adalah tekanan sosial yang mempengaruhi cara berpikir dan bertindak seseorang.
Dampak pada Remaja: Remaja, yang belum sepenuhnya matang secara emosional, sangat rentan terhadap pengaruh lingkungan, yang dapat memicu perilaku negatif (Karim, 2015).
Kisah Para Pelaku Tawuran
Dua pelaku tawuran yang diwawancarai memberikan kesaksian serupa. Keduanya adalah anak didik di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) di Jawa Barat.
Pelaku H: Mengaku awalnya ingin bersekolah dengan normal, namun terpaksa ikut tawuran karena tekanan dari teman-teman. Ia mengalami perundungan jika menolak untuk ikut.
Pelaku F: Merasa tertekan oleh rekan kerjanya untuk ikut tawuran. Ia tidak berani menolak karena merasa berutang budi atas pekerjaan yang diberikan temannya.
Kedua pelaku menyatakan bahwa tawuran sudah menjadi tradisi di kota mereka, meskipun tidak ada masalah pribadi dengan korban.
Jenis Peer Pressure
Peer pressure dapat dibedakan menjadi dua jenis:
Peer Pressure Positif: Mendorong perilaku baik dan konstruktif.
Peer Pressure Negatif: Mendorong perilaku merugikan, seperti tawuran, penggunaan narkoba, dan tindakan kriminal (Temesgen, 2015).
Kesimpulan dan Solusi
Dari wawancara tersebut, jelas bahwa peer pressure yang dialami kedua pelaku bersifat negatif. Oleh karena itu, penting bagi orang tua dan guru untuk:
- Memperhatikan pergaulan anak.
- Mengarahkan anak dalam memilih teman.
Mengatasi tawuran antarpelajar memerlukan kerjasama dari berbagai pihak, termasuk sekolah, orang tua, dan masyarakat. Dengan pendekatan yang tepat, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi pelajar untuk berkembang tanpa terjebak dalam kekerasan.
Sumber
Rahmah, L., Sabrian, F., & Karim, D. (2015). Faktor pendukung dan penghambat intensi remaja berhenti merokok. Journal of Jom, 2(2), 1195-1204.
Santrock, J. W. (2003). Adolescence: Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga.
Temesgen, N. (2015). The relationship between peer group pressure and responsibility behavior: the case of three secondary and preparatory schools in Addis Ababa. Journal of Psychology, 2, 1–122.