Peer Pressure dan Tawuran Pelajar: Mahasiswa Psikologi UPI Soroti Fenomena Sosial Remaja

Mahasiswa Program Studi Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia (FIP UPI), Nafisya Bulan Andari, melalui kolom opini yang dimuat di laman SuaraTime awal tahun ini, mengangkat isu krusial yang kerap terjadi di kalangan remaja, yaitu tawuran pelajar yang dipicu oleh peer pressure atau tekanan teman sebaya.

Dalam artikelnya yang berjudul “Memahami Peer Pressure sebagai Faktor Penyebab Tawuran Antar Pelajar”, Nafisya mengurai secara ilmiah dan empatik bagaimana tekanan dari kelompok sebaya dapat memengaruhi keputusan dan perilaku remaja, bahkan dalam hal yang destruktif seperti kekerasan antar pelajar.

Artikel ini mengacu pada sejumlah literatur psikologi perkembangan, seperti Santrock (2003), Karim (2015), hingga penelitian Temesgen (2015), yang menunjukkan bahwa masa remaja adalah fase krisis identitas dan ketidakstabilan emosi. Dalam kondisi ini, kebutuhan akan penerimaan sosial sering kali membuat remaja terpaksa mengikuti arus kelompok, termasuk dalam hal negatif seperti aksi tawuran.

Nafisya juga menyertakan wawancara langsung dengan eks pelaku tawuran, yang mengungkap bahwa sebagian besar remaja terlibat tawuran bukan karena niat pribadi, melainkan karena dorongan kelompok dan ancaman stigma jika menolak. Tekanan sosial seperti dianggap “pengecut” atau “banci” menjadi pendorong utama.

Dalam artikelnya, Nafisya menyerukan perlunya:

  • Peningkatan literasi sosial dan emosional di kalangan pelajar.
  • Pendampingan dari guru, orang tua, dan tenaga profesional untuk membentuk lingkungan yang suportif.
  • Pemanfaatan peer pressure positif, seperti mendorong keterlibatan dalam kegiatan kolaboratif, produktif, dan berbasis nilai-nilai damai.

Psikologi UPI Dukung Inisiatif Mahasiswa sebagai Agen Perubahan Sosial

Program Studi Psikologi FIP UPI mengapresiasi kontribusi mahasiswa yang aktif dalam menyuarakan isu-isu psikologis yang berdampak langsung pada kehidupan sosial masyarakat, khususnya remaja. Artikel ini menjadi refleksi penting bahwa kajian psikologi tidak hanya hidup di ruang kelas, tetapi juga dapat menjadi alat perubahan sosial yang konkret.

Ke depan, Program Studi Psikologi FIP UPI berkomitmen untuk mendorong lebih banyak mahasiswa menulis, berdialog, dan terlibat dalam riset maupun pengabdian yang menyentuh problematika nyata, termasuk dalam isu kesehatan mental, perilaku remaja, dan dinamika kelompok sosial.

Baca artikelnya di: https://www.suaratime.com/2025/01/dampak-pelecehan-seksual-bagaimana.html